Thursday, April 14, 2011

Tidak Seperti Yang Terlihat

Alkisah ada dua malaikat yang sedang berkelana. Mereka singgah di rumah sebuah keluarga yang kaya raya dan menginap disitu. Keluarga itu jahat, mereka tidak mau memberikan kamar mansionnya yang megah nan nyaman bagi malaikat-malaikat tersebut, sebaliknya mereka disuruh tidur di lantai gudang bawah tanah yang dingin. 


Ketika sedang menata kasur di lantai gudang bawah tanah yang keras, malaikat yang lebih tua melihat ada sebuah lubang di dinding, dan lalu mengambil semen yang ia temukan di gudang itu, lalu menambal lubangnya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya mengapa ia melakukan itu, si malaikat tua menjawab: “Semua di dunia ini tidak selalu seperti kelihatannya”.

Malam berikutnya kedua malaikat itu singgah di rumah reyot milik keluarga petani yang miskin. Namun si petani dan istrinya sangat ramah. Bukan hanya berbagi makanan mereka yang teramat sederhana, petani dan istrinya itu juga mengalah dengan mempersilakan kedua tamunya untuk tidur di tempat tidur mereka yang hangat, sehingga kedua malaikat itu dapat tidur dengan nyenyak malam itu.

Ketika matahari mulai bersinar keesokan paginya, kedua malaikat itu bangun dan mendapatkan sumai istri petani itu menangis tersedu-sedu. Sapi milik mereka satu-satunya, yang selama ini menjadi sumber penghasilan keluarga itu, mereka temukan terbaring mati di ladang pagi itu.

Melihat kejadian memilukan itu, hati malaikat muda dipenuhi kemarahan, dan ia bertanya kepada malaikat tua: “Bagaimana bisa kamu membiarkan semua ini terjadi? Keluarga pertama itu begitu kaya raya dan memiliki segalanya, tetapi kamu tetap menolong mereka”, si malaikat muda mulai melancarkan tuduhannya. “Keluarga kedua hanya memiliki sedikit, tetapi mereka dengan senang hati mau berbagi semua milik mereka dengan kita, dan kamu malahan membiarkan sapi mereka mati!”

“Semua di dunia ini tidak selalu seperti kelihatannya”, malaikat tua menjawab. “Ketika kita menginap di gudang bawah tanah mansion milik orang kaya itu, aku melihat ada emas tersimpan di balik lubang di dinding itu. Karena si pemilik mansion adalah orang yang amat serakah dan tidak mau berbagi hartanya yang berlimpah itu, aku menutup lubang di dinding itu agar ia tidak melihatnya.”

“Lalu tadi malam, ketika kita tidur di ranjang petani itu, aku melihat malaikat kematian datang hendak mengambil nyawa si istri petani. Aku menukarnya dengan sapi mereka. Semua di dunia ini tidak selalu seperti kelihatannya”

* * * * *

Dari kisah itu, sepertinya ada kepincangan. Memang bagi si petani, kehilangan seekor sapi jauh lebih baik daripada kehilangan istrinya. Tapi bagi si orang kaya? Bukankah mendapatkan emas merupakan sesuatu yang baik baginya?

Nah, kisah ini mau mengungkapkan pada kita bahwa yang baik di mata kita belum tentu baik di mata Tuhan. Kita menganggap kesuksesan, kekayaan, jabatan, penghargaan adalah sesuatu yang baik. Padahal bagi Tuhan ada yang jauh lebih baik: yaitu iman kita. Jika kesuksesan, kekayaan dsb itu akan menjauhkan kita dari Tuhan, maka itu berarti kesuksesan tsb bukanlah yang terbaik untuk kita.

Jadi bila saat ini anda telah berdoa sekian lama bagi sesuatu yang baik menurut anda, tapi belum dikabulkan juga, mungkin Tuhan punya rencana lain bagi anda. Dan yang pasti, rencana itu pasti lebih baik buat anda. Maka, teruslah berdoa, tapi ubahlah permohonan anda menjadi: “Tuhan, berikanlah apa yang menurutMu terbaik bagiku”. Lalu tunggulah dan lihatlah apa yang terjadi! 

No comments:

Post a Comment